Judul: Reforma Agraria Perkotaan dan Koperasi Perumahan
Penulis: Bosman Batubara, Esher Tanga Toding
Penerbit: Kasan Ngali
ISBN: 978-623-97734-8-9
Harga : 95.000
Apa itu reforma agraria, mengapa perkotaan kita memerlukannya, dan apa hubungannya dengan koperasi? Buku ini adalah kompilasi unik dari bahan bacaan dan dokumentasi program reforma agraria (RA) perkotaan oleh koalisi Gerakan Rakyat untuk Reforma Agraria Perkotaan (GRRAP). Pemikiran dan penataan ulang sistem pertanahan di perkotaan bukan sekadar memetakan kepemilikan tanah atau pengaturan balik nama. Reforma agraria erat berkait dengan konfigurasi hubungan manusia secara individual dan kolektif dengan ruang kehidupan. Ekonomi perkotaan yang didominasi kapitalisme pasar telah membingkai pemikiran pertanahan ke kepemilikan individual sebagai properti, terutama di daerah perkotaan. Namun, sesungguhnya pola hubungan manusia dan tanah bukan hanya individual, melainkan juga kolektif-kemasyarakatan. Buku ini mengingatkan kita, Indonesia sarat pemikiran dan praktik pertanahan vernakular dan kolektif yang memberdayakan manusia, serta konteks perkotaan yang menjadi tantangan sekaligus katalis pengorganisasian gerakan reforma agraria. (Rita Padawangi, Singapore University of Social Sciences)
Gerakan sosial dapat menyediakan cara-cara baru yang orisinal untuk menyelesaikan masalah yang kronis, seperti gerakan rakyat miskin kota yang melahirkan reforma agraria perkotaan. Cikal reforma agraria perkotaan ini bakal tumbuh besar dengan keterlibatan kekuatan pengubah lain: para pemimpin lokal, cerdik cendekiawan, profesional, jurnalis, politikus, hingga pada gilirannya birokrat yang peduli. (Noer Fauzi Rachman, pembelajar dan pengajar reforma agraria)
Buku Reforma Agraria Perkotaan dan Koperasi Perumahan ini memberikan kontribusi penting dalam diskusi tentang hak atas tanah dan keadilan perumahan di Indonesia. Dokumentasi detail dan konseptualisasi serta tawaran langkah praktis merupakan referensi yang sangat berharga bagi akademisi, pembuat kebijakan, dan aktivis akar rumput yang berkomitmen untuk mencapai keadilan sosial di ruang perkotaan. (Angga Palsewa Putra, peserta Klub Baca Koperasi Perumahan 2025)
Buku ini mencatat dengan baik diskusi ide dan praktik reforma agraria (RA) perkotaan yang sedang berjalan, dan saat ini digagas dan diadvokasi oleh Koalisi Gerakan Rakyat untuk Reforma Agraria Perkotaan (GRRAP). Secara legal, Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2023 tentang Percepatan Pelaksanaan Reforma Agraria mengakomodasi, atau setidaknya tidak menutup pintu bagi RA Perkotaan. Dalam diskusi pembangunan yang lebih luas, RA Perkotaan yang pada intinya mendorong penataan aset dan akses yang berupa pemberdayaan ekonomi rakyat miskin kota di wilayah permukiman, dapat dilihat sebagai satu solusi kebijakan bottom-up yang inovatif terhadap persoalan-persoalan yang muncul bersamaan dengan proses urbanisasi. Untuk mendorong terealisasikannya RA Perkotaan sebagaimana narasi dalam buku ini, perlu dirumuskan regulasi yang bersifat inklusif, yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat perkotaan secara adil dan berkelanjutan. (Dalu Agung Darmawan, Inspektur Jenderal Kementerian ATR/BPN)
Judul: Reforma Agraria Perkotaan dan Koperasi Perumahan Penulis: Bosman Batubara, Esher Tanga Toding Penerbit: Kasan Ngali ISBN: 978-623-9...
Reforma Agraria Perkotaan dan Koperasi Perumahan
Judul: Tumbuh Bersama Masyarakat; Ngaji, Buku dan Lagu Penulis: Ahmad Nashih Luthfi Penerbit: Kasan Ngali ISBN: 978-623-97734-8-9 Harga : 65...
Tumbuh Bersama Masyarakat; Ngaji, Buku dan Lagu
Penulis: Ahmad Nashih Luthfi
Penerbit: Kasan Ngali
ISBN: 978-623-97734-8-9
Harga : 65.000
Ikhtiar mewujudkan tatanan masyarakat yang baik dalam etos pendidikan, keislaman dan keadilan sosial serta kelestarian alam, perlu diwujudkan dari lingkungan terdekat. Menjadi bagian dari relasi dan mekanisme sosial, suatu ide dan tindakan akan diuji dan dimatangkan. Kesadaran itu yang ingin dibagi penulis melalui buku 'gado-gado'ini.
Topik yang diobrolkan mulai dari hubungan bertetangga, pendidikan dan kepengasuhan anak, buku, lirik lagu, kesehatan mental, pendidikan Islam, ngaji Al-Qur'an, keadilan agraria, gentrifikasi, masalah sampah, bela Palestina, filantropi, hingga krisis iklim.
Berbagai artikel dalam buku ini semula adalah renungan lepas, naskah Khutbah Jumat, sambutan acara, refleksi atas suatu kegiatan di kampung ataupun esai yang pernah terbit di media massa.
Judul: Perjalanan YAMPI Tiga Dasawarsa (1993 - 2023) Penulis: Prof. Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah, IPU. , Ir. M. Ridha Ismail, MM., Ir. Ro...
Perjalanan YAMPI Tiga Dasawarsa (1993 - 2023)
Judul: Perjalanan YAMPI Tiga Dasawarsa (1993 - 2023)
Penulis: Prof. Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah, IPU. , Ir. M. Ridha Ismail, MM., Ir. Rosana Suzy, MM., Moh. Arifin, SE., Ir. Asni Furoida, MP., Astrid Nurfitria Ramadhani, SP
Editor: O. A. Mustafa M., S.Sos
Penerbit: Kasan Ngali
Ukuran: 14,5 cm x 21 cm
ISBN: Dalam proses pengajuan
Harga : 120.000
Pada masa Orde Baru, atas kerja keras Pemerintah dan masyarakat petani, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada 1984. Keberhasilan ini memunculkan semangat kemanusiaan untuk membantu negara-negara Afrika yang mengalami krisis pangan. Kelompok Tani-Nelayan Andalan Nasional (KTNA) bersama pemerintah memutuskan untuk memberikan bantuan pangan kepada Afrika.
Dari sinilah lahir gagasan mendirikan Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI) pada tahun 1993, untuk mengelola dana sisa sumbangan pangan masyarakat Indonesia yang belum diserahkan ke FAO.
Selama tiga dasawarsa, YAMPI telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan pertanian Indonesia. Melalui berbagai program dan kerja sama, YAMPI berhasil membantu meningkatkan produksi pangan dan memperkuat hubungan internasional Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Buku ini memaparkan secara lengkap perjalanan YAMPI, dari latar belakang pendiriannya hingga pencapaian-pencapaian dalam tiga puluh tahun terakhir. Pembaca akan disuguhkan dengan informasi tentang visi, misi, dan program-program YAMPI, serta bagaimana pengelolaannya dilakukan secara transparan dan akuntabel. Ini adalah kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah yayasan dapat menjadi agen perubahan dalam pembangunan pertanian Indonesia.
Judul: Perubahan Sosial di Perdesaan: Sejarah Lisan Surakarta 1930-1960 Penulis: Kuntowijoyo, Ahmad Adaby Darban, Nur Aini Setiawati...
Perubahan Sosial di Perdesaan: Sejarah Lisan Surakarta 1930-1960
Penulis: Kuntowijoyo, Ahmad Adaby Darban, Nur Aini Setiawati, Machmoed Effendhie, Budiyanto
Penerbit: Kasan Ngali, bekerjasama dengan Departemen Sejarah, Universitas Gadjah Mada
Halaman: xii + 363 hlm.
Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan Penerbit menilai penting naskah yang dikembangkan dari transkripsi serial Ngaji Fikih Agraria ol...
Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan
Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan
Penerbit menilai penting naskah yang dikembangkan dari transkripsi serial Ngaji Fikih Agraria oleh Mohamad Shohibuddin bersama M. Nashirulhaq ini untuk diterbitkan menjadi buku dan disebarluaskan ke khalayak luas.
Salah satu pendekatan klasik di dalam studi agraria adalah ekonomi-politik. Kini, pendekatan yang bercorak kritis ini sudah berkembang sangat luas. Berbagai perspektif semacam ini penting untuk dipelajari dalam rangka memahami realitas sosial-keagrariaan dewasa ini dan mengidentifikasi berbagai peta jalan untuk penyelesaiannya.
Di sisi lain, kita dihadapkan pada realitas sosial masyarakat pedesaan dan masyarakat agraris di Indonesia yang nota bene mayoritas adalah pemeluk Islam. Oleh karena itu, tidak kalah penting bagi kita semua untuk menggali dan mengkaji khazanah pemikiran Islam yang terkait dengan masalah sosial-keagrariaan ini, khususnya yang tersedia cukup melimpah dalam literatur fikih.
Kami berharap penerbitan buku ini dapat membekali generasi muda peminat dan pembelajar, khususnya para santri laki-laki dan perempuan yang meniti jalan pemikiran dan perjuangan agraria, untuk mengkaji kembali khazanah pesantren yang demikian kaya, yakni pemikiran fikih yang terkait dengan berbagai isu agraria. Di sisi lain, pembelajaran dan pembahasan kembali khazanah ini perlu dibantu atau dipertajam dengan berbagai perspektif dan keterampilan yang dapat ditimba dari disiplin ilmu pengetahuan a la kampus, khususnya yang berkarakter kritis dan progresif.
Menyimak ngaji fikih agraria yang dikemas dengan cara dialog santai antara Mohamad Shohibuddin dan M. Nashirulhaq dengan bertolak dari kitab Mawsû‘ah al-Fiqh al-Islâmîy wa al-Qaḍâyâ al-Mu‘âṣirah karya Prof. Wahbah Zuhaili, tampak keterampilan keduanya dalam meramu dan mengkonvergensikan khazanah dari tradisi pesantren dan kampus tersebut. Konvergensi dua khazanah ini diperlukan agar para generasi muda pembelajar dari dua tradisi intelektual tersebut bisa mengakrabi kekayaan pemikiran fikih progresif yang dihasilkan para ulama klasik, mendialogkannya dengan perdebatan teoritis dalam studi agraria kritis, serta mengkontekstualisasikannya dengan masalah umat dan bangsa Indonesia pada masa kini.
Berangkat dari sini, para generasi muda pembelajar tersebut lebih jauh diharapkan dapat membahasakan ulang kompleksitas masalah agraria dan tantangan penyelesaiannya ini kepada dunia pesantren dan dengan bahasa a la pesantren pula. Dengan demikian, maka kepedulian dunia pesantren pada masalah krisis agraria dan lingkungan dan perjuangan penyelesaiannya diharapkan akan semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Dalam kaitan ini, perlu digencarkan silaturahmi antar pesantren, antar organisasi keagamaan, dan antar lembaga pendidikan dalam rangka saling meng-update situasi mutakhir dari kondisi rakyat dan tanah-air Indonesia, untuk kemudian dengan semangat konvergensi di atas saling menguatkan ikhtiar bersama menuju langkah-langkah perbaikannya. Sesuai judulnya, buku Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan ini semoga dapat menjadi persembahan sederhana untuk memuluskan silaturahmi dan aksi nyata tersebut.
Judul: Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan
Penulis: Mohamad Shohibuddin dan Muhammad Nashirulhaq
Penerbit: Kasan Ngali
ISBN : 978-623-97734-6-5
Harga : 75.000
Pre-order: https://wa.me/62882003761947





Follow Us
Were this world an endless plain, and by sailing eastward we could for ever reach new distances