Judul: Tumbuh Bersama Masyarakat; Ngaji, Buku dan Lagu Penulis: Ahmad Nashih Luthfi Penerbit: Kasan Ngali ISBN: 978-623-97734-8-9 Harga : 65...


Judul: Tumbuh Bersama Masyarakat; Ngaji, Buku dan Lagu
Penulis: Ahmad Nashih Luthfi
Penerbit: Kasan Ngali
ISBN: 978-623-97734-8-9
Harga : 65.000


Ikhtiar mewujudkan tatanan masyarakat yang baik dalam etos pendidikan, keislaman dan keadilan sosial serta kelestarian alam, perlu diwujudkan dari lingkungan terdekat. Menjadi bagian dari relasi dan mekanisme sosial, suatu ide dan tindakan akan diuji dan dimatangkan. Kesadaran itu yang ingin dibagi penulis melalui buku 'gado-gado'ini.
Topik yang diobrolkan mulai dari hubungan bertetangga, pendidikan dan kepengasuhan anak, buku, lirik lagu, kesehatan mental, pendidikan Islam, ngaji Al-Qur'an, keadilan agraria, gentrifikasi, masalah sampah, bela Palestina, filantropi, hingga krisis iklim.
Berbagai artikel dalam buku ini semula adalah renungan lepas, naskah Khutbah Jumat, sambutan acara, refleksi atas suatu kegiatan di kampung ataupun esai yang pernah terbit di media massa.
 

  Judul: Perjalanan YAMPI Tiga Dasawarsa (1993 - 2023) Penulis: Prof. Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah, IPU. , Ir. M. Ridha Ismail, MM., Ir. Ro...


 

Judul: Perjalanan YAMPI Tiga Dasawarsa (1993 - 2023)
Penulis: Prof. Dr. Ir. Mohammad Jafar Hafsah, IPU. , Ir. M. Ridha Ismail, MM., Ir. Rosana Suzy, MM., Moh. Arifin, SE., Ir. Asni Furoida, MP., Astrid Nurfitria Ramadhani, SP
Editor: O. A. Mustafa M., S.Sos
Penerbit: Kasan Ngali
Ukuran: 14,5 cm x 21 cm
ISBN: Dalam proses pengajuan
Harga : 120.000

Pada masa Orde Baru, atas kerja keras Pemerintah dan masyarakat petani, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras pada 1984. Keberhasilan ini memunculkan semangat kemanusiaan untuk membantu negara-negara Afrika yang mengalami krisis pangan. Kelompok Tani-Nelayan Andalan Nasional (KTNA) bersama pemerintah memutuskan untuk memberikan bantuan pangan kepada Afrika.
Dari sinilah lahir gagasan mendirikan Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI) pada tahun 1993, untuk mengelola dana sisa sumbangan pangan masyarakat Indonesia yang belum diserahkan ke FAO.
Selama tiga dasawarsa, YAMPI telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan pertanian Indonesia. Melalui berbagai program dan kerja sama, YAMPI berhasil membantu meningkatkan produksi pangan dan memperkuat hubungan internasional Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Buku ini memaparkan secara lengkap perjalanan YAMPI, dari latar belakang pendiriannya hingga pencapaian-pencapaian dalam tiga puluh tahun terakhir. Pembaca akan disuguhkan dengan informasi tentang visi, misi, dan program-program YAMPI, serta bagaimana pengelolaannya dilakukan secara transparan dan akuntabel. Ini adalah kisah inspiratif tentang bagaimana sebuah yayasan dapat menjadi agen perubahan dalam pembangunan pertanian Indonesia.

    Judul: Perubahan Sosial di Perdesaan: Sejarah Lisan Surakarta 1930-1960 Penulis: Kuntowijoyo, Ahmad Adaby Darban, Nur Aini Setiawati...


 
 
Judul: Perubahan Sosial di Perdesaan: Sejarah Lisan Surakarta 1930-1960
Penulis: Kuntowijoyo, Ahmad Adaby Darban, Nur Aini Setiawati, Machmoed Effendhie, Budiyanto
Editor: Ahmad Nashih Luthfi
Penerbit: Kasan Ngali,
bekerjasama dengan Departemen Sejarah, Universitas Gadjah Mada
Tahun terbit: Juli 2023
Halaman:
xii + 363 hlm.
Ukuran: 15 cm x 23 cm
ISBN: 978-623-97734-7-2
Harga : 120.000
 
Dalam sejarah agraria, di Vorstenlanden (kerajaan-kerajaan di Surakarta dan Yogyakarta) terjadi perubahan penting pada awal abad ke-20, yaitu perubahan status atas desa, tanah, dan kerja. Pada tahun 1910 disepakati sebuah reorganisasi agraria yang menghapuskan sistem apanage, sehingga para penyewa tanah, yaitu pengusaha perkebunan, tidak lagi berhubungan dengan pemilik apanage yang terdiri dari kaum bangsawan dan pegawai kerajaan, tetapi langsung dengan para petani. Pengusaha perkebunan mendapatkan tanah dan tenaga kerja dengan langsung mengadakan kontrak dengan pemilik tanah dan pekerja. Sebelum itu para pengusaha perkebunan mendapatkan tanah dan tenaga kerja atas dasar kewajiban petani kepada pemegang apanage, jadi sudah dimasukkan ke dalam sewa tanah kepada pemegang apanage. Dengan kata lain, sejak reorganisasi itu terdapat hubungan kontrak antara pemilik tanah serta tenaga kerja dengan pengusaha perkebunan. Petani pemilik tanah mendapatkan sewa tanah dan petani pemillk tenaga kerja mendapatkan upah.
 
Buku ini merekam pengalaman penduduk desa yang terlibat dalam perkebunan tebu di Surakarta, di daerah yang dahulu termasuk wilayah Mangkunegaran, setelah reorganisasi agraria sampai sesudah kemerdekaan, antara tahun 1930 sampai 1960. Tahun 1930 diambil lebih karena keterbatasan sumber sejarah, sedangkan tahun 1960 diambil sebagal batas akhir penuturan karena sesudah itu terjadi perubahan-perubahan penting dalam hubungan antara perkebunan dan petani dengan diberlakukannya ketentuan-ketentuan baru dalam usaha perkebunan. 
 
Buku ini merupakan sejarah lisan yang merekam kesaksian dan pengalaman para pengkisah: berbagai kategori buruh di seputaran sistem perusahaan gula dan perkebunan tebu seperti buruh pabrik, buruh tani, buruh tanam, buruh panen; mandor tebu; para tukang; petani penggarap maupun pemilik tanah; pedagang makanan dan bakul keliling; pegawai mulai dari level direksi perusahaan, juru tulis, hingga pegawai rendahan; serta para pejabat desa. Semua menjadi bagian dan kisah dari sistem produksi perusahaan gula dan perkebunan tebu di Colomadu, Surakarta.  
 

  Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan   Penerbit menilai penting naskah yang dikembangkan dari transkripsi serial Ngaji Fikih Agraria ol...

 Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan


 

Penerbit menilai penting naskah yang dikembangkan dari transkripsi serial Ngaji Fikih Agraria oleh Mohamad Shohibuddin bersama M. Nashirulhaq ini untuk diterbitkan menjadi buku dan disebarluaskan ke khalayak luas.

Salah satu pendekatan klasik di dalam studi agraria adalah ekonomi-politik. Kini, pendekatan yang bercorak kritis ini sudah berkembang sangat luas. Berbagai perspektif semacam ini penting untuk dipelajari dalam rangka memahami realitas sosial-keagrariaan dewasa ini dan mengidentifikasi berbagai peta jalan untuk penyelesaiannya.

Di sisi lain, kita dihadapkan pada realitas sosial masyarakat pedesaan dan masyarakat agraris di Indonesia yang nota bene mayoritas adalah pemeluk Islam. Oleh karena itu, tidak kalah penting bagi kita semua untuk menggali dan mengkaji khazanah pemikiran Islam yang terkait dengan masalah sosial-keagrariaan ini, khususnya yang tersedia cukup melimpah dalam literatur fikih.

Kami berharap penerbitan buku ini dapat membekali generasi muda peminat dan pembelajar, khususnya para santri laki-laki dan perempuan yang meniti jalan pemikiran dan perjuangan agraria, untuk mengkaji kembali khazanah pesantren yang demikian kaya, yakni pemikiran fikih yang terkait dengan berbagai isu agraria. Di sisi lain, pembelajaran dan pembahasan kembali khazanah ini perlu dibantu atau dipertajam dengan berbagai perspektif dan keterampilan yang dapat ditimba dari disiplin ilmu pengetahuan a la kampus, khususnya yang berkarakter kritis dan progresif.

Menyimak ngaji fikih agraria yang dikemas dengan cara dialog santai antara Mohamad Shohibuddin dan M. Nashirulhaq dengan bertolak dari kitab Mawsû‘ah al-Fiqh al-Islâmîy wa al-Qaḍâyâ al-Mu‘âṣirah karya Prof. Wahbah Zuhaili, tampak keterampilan keduanya dalam meramu dan mengkonvergensikan khazanah dari tradisi pesantren dan kampus tersebut. Konvergensi dua khazanah ini diperlukan agar para generasi muda pembelajar dari dua tradisi intelektual tersebut bisa mengakrabi kekayaan pemikiran fikih progresif yang dihasilkan para ulama klasik, mendialogkannya dengan perdebatan teoritis dalam studi agraria kritis, serta mengkontekstualisasikannya dengan masalah umat dan bangsa Indonesia pada masa kini.

Berangkat dari sini, para generasi muda pembelajar tersebut lebih jauh diharapkan dapat membahasakan ulang kompleksitas masalah agraria dan tantangan penyelesaiannya ini kepada dunia pesantren dan dengan bahasa a la pesantren pula. Dengan demikian, maka kepedulian dunia pesantren pada masalah krisis agraria dan lingkungan dan perjuangan penyelesaiannya diharapkan akan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Dalam kaitan ini, perlu digencarkan silaturahmi antar pesantren, antar organisasi keagamaan, dan antar lembaga pendidikan dalam rangka saling meng-update situasi mutakhir dari kondisi rakyat dan tanah-air Indonesia, untuk kemudian dengan semangat konvergensi di atas saling menguatkan ikhtiar bersama menuju langkah-langkah perbaikannya. Sesuai judulnya, buku Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan ini semoga dapat menjadi persembahan sederhana untuk memuluskan silaturahmi dan aksi nyata tersebut.

 

Judul: Fikih Agraria: Sebuah Perbincangan

Penulis: Mohamad Shohibuddin dan Muhammad Nashirulhaq

Penerbit: Kasan Ngali

ISBN : 978-623-97734-6-5

Harga : 75.000

Pre-order: https://wa.me/62882003761947